wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Sejumlah warga dan pekerja meminta tanggung jawab dari PT Daya Tunas Mekarwangi sebagai perusahaan yang memenangkan proyek pembangunan lanjutan masjid jami yang berada di Dusun Emplak RT 02/01 Desa Emplak Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran,
Hal tersebut dikatakan Ujang Rohmana selaku koordinator aksi demo pada orasi di depan pintu masuk gerbang proyek lanjutan pembangunan masjid jami, Minggu (3/12/2017) siang ini.
Pihak pemborong dituding warga dan para pekerja mangkir dari tanggungjawab. Padahal pembayaran para pekerja maupun ke toko matrial tidak begitu besar jika dibandingkan dari nilai anggaran pekerjaan yang mencapai Rp. 9,3 milyar.
Diketahui pembangunan lanjutan masjid ini didanai dari dana APBD Provinsi Jawa Barat dengan jumlah anggaran Rp 9.344.507.000 milyar, dengan No SPK 602.1/03/SP/22.80/PMPJB-KB PGDRN/VI/2017. Pekerjaan ini terhitung dari tanggal 15 Juni hingga 9 Desember 2017 atau 180 hari masa dan dikerjakan oleh PT Daya Tunas Mekarwangi selaku pemenang tender.
Dalam orasinya para pekerja dan warga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyikapi persoalan dugaan permasalahan ini dan menuntut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dan Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat untuk ikut bertanggung jawab untuk turun ke lapangan. Pasalnya diduga kuat pembangunan proyek masjid ini terindikasi merugikan negara dengan cara disubkan oleh PT Daya Tunas Mekarwangi selaku pemenang tender kepada pihak lain.
“Diduga kuat dalam pengalokasian dana anggaran untuk pembangunan masjid ini disunat terlebih dahulu,” ujarnya.
PT Daya Tunas Mekarwangi dan Dinas Kimrum Jawa Barat secara teknis harus bertanggung jawab atas tidak bisa dan belum membayar para upah pekerja bahkan kepada toko material setempat.
“Artinya PT Daya Tunas Mekarwangi selaku pemenang tender dalam melaksanakan pekerjaan proyek ini dianggap sudah tidak sehat lagi dalam pengalokasian anggaran belanjanya,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, perwakilan dari pihak PT Daya Tunas Mekar Wangi, tidak menemui para aksi demonstran. Saat aksi berlangsung tidak ada satupun pekerja yang yang bekerja karena warga dan para pekerja menyegel pintu masuk proyek. (Iwan Mulyadi/WP)