wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Gedung shelter tsunami di komplek Pasar Wisata Pangandaran, saat ini kondisinya kurang terawat dan tidak berfungsi optimal. Hal tersebut menimbulkan keprihatinan banyak pihak.
Bahkan, gedung yang kondisinya kosong tersebut, kabarnya saat ini kerap digunakan remaja dengan kegiatan yang negatif, seperti minum komik maupun pesta miras.
Pembangunan gedung ini menghabiskan dana Rp.8 miliar dengan pekerjaan kurun waktu 1 tahun. Pemda sendiri belum mampu memanfaatkan gedung yang dapat menampung lebih dari 3 ribu orang tersebut, pasalnya hingga kini belum ada serah terima resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke pemerintah daerah.
Akibatnya gedung megah dan mahal itu kurang terawat sehingga beberapa fasilitas yang sudah mulai rusak.
“Lebih miris lagi, gedung yang tidak dijaga ini dijadikan tempat berkumpul remaja yang pesta miras, mengkonsumsi komtrs ik dan pacaran.
Kami temukan banyak bungkus komix di lantai atas,” kata salah seorang warga sekitar.
Bahkan kasus terakhir dan sedang ramai diperbincangkan, lanjutnya, adalah sekelompok pelajar berseragam putih abu yang terpergok warga tengah melakukan pesta miras dan merokok di gedung tersebut.
Ketua FKDM Kabupaten Pangandaran Ocid Sutan Abdul Rosid mengatakan, sebetulnya Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata telah mengizinkan untuk para relawan berkantor di Shelter tsunami/TES untuk bersama sama mengelolanya sekaligus bertanggungjawab dalam perawatan.
“Namun sayangnya Shelter tsunami itu masih dalam jaminan Kontraktor dan BNPB belum secara resmi menyerahkan kepada Pemda,”ujarnya.
Diharapkan kedepan Bupati melalui dinas terkaitnya dapat mengkondisikan hal tersebut dan juga bisa mengakomodir berkantornya Forum ORMAS Kabupaten Pangandaran.
“Setelah dibentuk dan berkantor disana, diharapkan dapat mempersempit hal-hal yang negatif dan ikut membantu memelihara dan merawat gedung tersebut,”tegasnya. (Iwan Mulyadi/WP)