wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (FK Tagana) Kabupaten Pangandaran mengukuhkan 11 anggota Tagana Muda, Minggu (18/02/2018).
Sebelumnya, selama tiga hari, calon Tagana Muda tersebut mengikuti pelatihan yang dipusatkan di lapang Katapang Doyong, Pantai Timur, Pangandaran.
Ketua FK Tagana Kabupaten Pangandaran Nana Suryana mengatakan, perekrutan anggota Tagana baru dilakukan untuk menggantikan anggota yang sudah tidak aktif. Hal tersebut sesuai dengan program revitalisasi anggota Tagana yang dilakukan FK Tagana Jawa Barat.
“Anggota kami seluruhnya ada 63 orang, tersebar di sepuluh kecamatan, namun dalam beberapa tahun ini ada yang tidak aktif karena kesibukan dan mereka mengundurkan diri. Sementara itu, saat ini seluruh anggota Tagana diminta untuk dalam penanganan kebencanaan,” ungkapnya.
Lanjut Nana, Perekrutan dilakukan berdasarkan kewilayahan. Beberapa wilayah potensi bencana mendapatkan prioritas penambahan anggota Tagana sehingga memudahkan dalam koordinasi.
“Beberapa daerah rawan bencana kita upayakan ada anggota Tagana. Perekrutan kali ini dari beberapa wilayah seperti Kecamatan Langkaplancar, Sidamulih, Padaherang, Cigugur, Cimerak, Padaherang, Kalipucang dan Mangunjaya,” ujarnya.
Dirinya berharap penambahan anggota Tagana dapat menjadi kekuatan baru dalam penanganan kebencanaan. “Dengan bertambahnya anggota, mudah-mudahan penanganan bencana ke depan semakin cepat dan upaya mitigasi bencana semakin baik. Harapan kita ke depan anggota Tagana ada di seluruh desa yang ada di Kabupaten Pangandaran,”tuturnya.
Selain itu Nana menyampaikan, kegiatan dilakukan swadaya dan tidak menggunakan anggaran APBD.
Sementara Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pangandaran H Dani Hamdani mengatakan, masyarakat dan pemerintah Kabupaten Pangandaran sangat merasakan keberadaan anggota Tagana.
“Wilayah kita termasuk zona rawan bencana, dalam beberapa kejadian bencana kita kerap kerepotan, peran relawan sangat sentral, dan Tagana sudah membuktikan. Ketika ada bencana, anggotanya langsung bergerak melakukan pertolongan dan assessment,” ujarnya.
Namun demikian, diakuinya saat ini perhatian dari pemerintah belum maksimal terhadap kesejahteraan para relawan, khususnya Tagana yang berada dibawah pembinaan Dinas Sosial.
“Belum ada honor untuk anggota Tagana, kita baru mampu memberikan anggaran untuk kegiatan pemantapan atau latihan anggota Tagana, mudah-mudahan ke depan bisa difasilitasi, termasuk kendaraan operasional,” ujarnya. (Iwan Mulyadi/WP)