wartapriangan.com, BERITA TASIKMALAYA. Sejumlah orang tua asal Kampung Cipulus, Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya mendatangi kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (29/03/2018) siang. Didampingi pemerintah serta aparat kepolisian setempat, mereka sengaja melaporkan anak perempuanya yang hilang sejak Selasa kemarin.
Beberapa orang tua mengaku anak yang masih pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menegah atas itu, masing-masing DN (16) dan RR (17) hilang usai pamit untuk bermain bersama teman-temannya.
Sebagian lagi mengaku anaknya tidak kembali ke rumah usai dijemput temannya yang juga ikut hilang. Selain tidak membawa pakaian ganti, seluruh anak yang hilang tidak membawa bekal sepeserpun dari orang tua.
Salah satu orang tua korban hilang, Omon (53) mengatakan kepada sejumlah wartawan di Kantor KPAID Kabuapaten Tasikmalaya “Saat anak saya menghilang, saya juga lagi ke kebun. Ngga tahu kemana hilanganya. Pada hari Selasa pada saat saya kembali ke rumah anak itu sudah tidak ada, anak saya sempat ngambil uang punya saya lima puluh ribu rupiah,” jelas Oman, salah satu orang tua korban yang hilang.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Kabupaten Tasikmalaya membenarkan terdapat dua orang anak perempuan yang hilang berhari-hari. Menurut KPAI, selain akibat pergaulan bebas, peran media sosial turut andil membuat korban tidak pulang ke rumah. Lebih jauh, KPAID menduga anak perempuan yang hilang ini masuk komunitas anak berandal.
Ditemui di lantornya Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto, menuturkan pihaknya mendapat laporan dari warga Kecamatan Ciawi anakanya yang masih berusian 16 sampai 17 tahun hilang. Dua remaja siswi SMP dan SMA itu tidak pulang terhitung sejak tanggal 27 Maret 2018.
“Dan sampi saat ini masih belum ditemukan. Anak yang hilang tersebut ada dua orang, anak perempuan. Kita masih lakukan pencarian serta lakukan koordinasi dengan aparat kepolisian setempat,” jelas Ato.
Sementara itu, pemerintah desa setempat akan lakukan koordinasi dengan KPAID Kabupaten Tasikmalaya serta aparat kepolisian setempat atas dua orang anak perempuan hilang di wilayahnya. Pihakanya menilai bahawa anak yang hilang tersebut tidak menujukkan kecurigaan, selain memakai jilbab dua adak tersebut rajin mengaji.
“Kalau saya lihat pergaulan di kampung biasa-biasa saja dan kelihatanya baik-baik saya. Terus ia memakai jilbab dan pergaulanya sering mengaji. Kami menilai baik lah dan tidak ada kecuriagan apapun terhadap dua anak tersebut,” ungkap Kepala Desa Bugel, Ruhimat kepada sejumlah wartawan.
KPAID akan membuka posko pengaduan untuk orang tua yang hilang anaknya agar segera terungkap. Dikhawatirkan, mereka jadi korban kejahatan jalanan hingga korban tindak asusila. (Andri Ahmad Fauzi/WP)