wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti, datang ke Pangandaran, Jumat 30 Maret 2018, Kehadirannya untuk meninjau tiga program kegiatan yang sedang dilakukan KKP di Kabupaten Pangandaran.
Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, tiga program tersebut adalah Keramba jaring apung lepas pantai (KJA offshore), pabrik pakan dikawasan Piamari, pembuatan Embung di kawasan Grand Pangandaran.
“Untuk KJA anggarannya mencapai Rp. 44 miliar, pabrik pakan Rp.16 miliar, dan pembangunan Embung Rp. 12 miliar,” ungkapnya.
Menurut Slamet, husus untuk KJA offshore berbeda dengan yang dikembangkan di pantai. kedalamannya diatas 50 meter dan jaraknya 2 mil dari pantai. Dengan jarak 2 mil dari lepas pantai maka dia harapkan jauh dari limbah dan arusnya kuat untuk menghilangkan kotoran dan limbah pakan.
“KJA offshore tersebut menggunakan teknologi tinggi yang baru ada di Indonesia. Kita akan mengadopsi teknologi dari Norwegia serta mentransfer ilmunya,”terangnya.
Slamet membeberkan, proyek keramba jaring apung lepas pantai (KJA offshore) di Pangandaran ini yang pertama di Indonesia. Selain nantinya juga akan dibangun di Sabang dan Karimunjawa.
“Untuk yang di Pangandaran progresnya paling cepat dan sudah rampung hingga mencapai 97 persen. Tinggal pasang jaring dan tebar benih,”ucap Slamet di Pangandaran, Jumat (30/3/2018).
Tiga KJA offshore tersebut nantinya akan diisi oleh benih ikan kakap putih. Sebanyak 2,88 juta ekor benih kakap putih yang akan ditabur dengan rincian, setiap KJA memiliki 8 lubang dan setiap lubangnya akan diisi 120 ribu ekor benih.
KKP memilih jenis kakap putih karena termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Selain itu, kakap putih dinilai bisa diolah menjadi berbagai produk ketimbang jenis ikan budidaya lainnya, misalnya kerapu dan pasar kakap putih pun lebih luas.
Permintaan kakap putih lebih banyak dari Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Australia, sedangkan kerapu hanya diminati Tiongkok dan Hongkong.
“Selain pasarnya lebih luas, teknologi kakap putih juga sudah dikuasai di Indonesia dari sisi pembenihan. Tinggal pelatihan untuk pembesaran (ikan) di tengah laut,” terang Slamet.
Adapun proyek KJA offshore pertama di Indonesia ini dibiayai dari APBN 2017 sebesar Rp42 miliar per daerah. Anggaran tersebut untuk membeli teknologi keramba dan fasilitasnya dari Norwegia.
Untuk mendapatkan hasil maksimal pemeliharaan ikan hanya butuh waktu 8 bulan saja. Untuk tenaga ahlinya saat ini masih belum oleh KKP yang nantinya akan bekerja sama dengan BUMN.
“Selain itu KKP juga sedang mengembangkan pendederan kakap putih. Nantinya kalau menguntungkan, akan kita berdayakan kepada masyarakat Pangandaran. Ini tentunya akan menyerap ribuan orang tenaga kerja,”ungkapnya.
KJA offshore ini sarat teknologi tinggi dengan automatik feeder dalam memberi pakan, automatik monitoring automatik untuk memantau pertumbuhan ikan dan lainnya.
Pabrik pakan ini akan dibangun seluas 5000 m persegi, dengan kapasitas 1000 kg per jam. Adapun lokasinya berada di dekat politeknik di Desa Babakan Kecamatan Pangandaran. Pabrik ini nantinya akan mensuplai pakan di KJA dan pembangunannya akan dimulai Minggu depan
Selain itu KKP juga berencana membangun Embung. Hal ini karena daerah Pangandaran berpotensi tsunami dan banjir. “Jadi Embung ini. sebagai tempat resapan air, kalau banjir, “jelasnya.
Selain itu juga sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan pengaran, pemeliharaan ikan oleh masyarakat yang dikelola dengan manajemen yang baik.
“Kami harapkan seluruh stakeholder ikut menyukseskan program ini karena dipastikan akan menjadi kebanggan Pangandaran,”tandasnya.
(Iwan Mulyadi/WP)