wartapriangan.com, TIPS. Puasa di bulan Ramadan bukan hanya sekedar tidak makan, minum, dan menahan hawa nafsu. Bagi para perokok, ujian yang lebih berat dari ketiga hal tadi adalah, harus berhenti merokok–setidaknya selama belasan setiap hari.
Sisi positifnya, jumlah rokok yang diisap para perokok di bulan Ramadan jauh lebih sedikit. Dari yang sekitar satu bungkus menjadi setengahnya saja, atau bahkan seperempatnya. Namun pada sisi negatif, langsung merokok setelah berbuka puasa sangatlah buruk bagi kesehatan.
Banyak penggiat kesehatan, baik dokter maupun aktivis antirokok, menyarankan agar para perokok berhenti menjadikan bulan Ramadan sebagai momen untuk berhenti merokok secara total. Melihat efek buruk merokok di bulan Ramadhan, saran ini adalah sesuatu yang sangat sahih dan patut diikuti.
“Menggunakan produk bertembakau, termasuk mengunyah tembakau, sangatlah berbahaya, tertutama saat baru berbukan puasa,” ujar Dr. J. Issac, spesialis respiratori medis di Tawam Hospital pada Gulfnews, dilansir Rabu (8/5/2018)
Tubuh seseorang yang puasa sedang sangat membutuhkan cairan, glukosa, dan oksigen. Merokok pada kondisi tubuh seperti ini bisa berujung pada kontraksi pembuluh darah. Hal ini bisa mencegah oksigen mengalir dalam tubuh, jelasnya.
Kepada Jordantimes, presiden dari Jordan National Anti-Smoking Society, Mohammad Shreim, mengatakan, langsung merokok berbatang-batang setelah belasan jam tanpa paparan nikotin menempatkan sistem saraf dan pulmonari pada bahaya yang jauh lebih besar dibanding merokok pada hari biasa.
“Langsung merokok setelah minum air putih dan makan sebuah kurma adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi tubuh,” Dr. Riaz Ahmad Minhas, dokter di Emirates Clinic and Laboratories di Al Ain, Abu Dhabi. Dia menyarankan para perokok untuk menghindari merokok setelah berbuka puasa, karena hal ini bisa menghancurkan kesehatan mereka.
Dr. Minhas mengatakan, Ramadhan adalah kesempatan emas bagi para perokok untuk berhenti. “Jika seseorang bisa tidak merokok selama sehari penuh, dengan tekad kuat dia bisa menjadikan hal ini sebagai kebiasaan dan berhenti untuk selamanya.”
Sumber: Liputan6.com