wartapriangan.com, BERITA BANJAR. Setelah menjalani proses pemeriksaan berita acara pelaporan dugaan teror pada calon Wali Kota Banjar, Maman Suryaman yang dilakukan oleh Polres Banjar. Tim advokasi Maman-Irman (Iman Barokah) angkat bicara.
Koordinator Tim Advokasi Iman Barokah, Debbi Puspito menjelaskan bahwa bingkisan yang ditujukan kepada Maman Suryaman masuk pada kategori intimidasi acaman. Terlebih didalam bingkisan tersebut terdapat foto Maman dan politisi Partai Golkar Soedrajat diberi tanda silang merah pada bagian wajahnya.
Selain foto, dalam bingkisan tersebut terdapat sebilah pisau berkarat, darah, serta telor busuk juga tulisan yang mengarah pada sebuah acaman pada pribadi Maman Suryaman. Tentu saat ini kondisi psikis Maman Suryaman terganggu setelah mendapat teror tersebut.
“Setelah kami melakukan konsolidasi bersama keluarga besar Iman Barokah, maka kami putuskan kasus teror di pilkada ini proses hukumnya diserahkan kepada pihak kepolisian. Untuk kondisi Maman sendiri secara fisik masih baik, tetapi dari psikis sedikit terganggu shok mendapatkan teror tersebut,” terang dia.
Debbi menduga dengan adanya aksi teror tersebut merupakan serangkaian yang telah disusun untuk mengganggu kondusifitas pilkada di Banjar. Bahkan dia berkesimpulan, rentetan teror yang ditujukan pada Maman kentara sekali dengan pelaksanaan Pilkada.
“Sebelumnya Maman Suryaman tidak mendapat ancaman dari siapapu. Setelah dirinya dinobatkan sebagai Calon Wali Kota Banjar, dia baru mendapat teror. Maka dari itu, dapat disimpulkan oleh kami ini erat kaitanya dengan pilkada,” tegas dia.
Sementara, politisi Partai Golongan Karya (Golkar), Soedrajat Argadireja mengaku tidak takut dengan teror tersebut. Dengan adanya aksi teror menjelang pencoblosan pada tanggal 27 Juni mendatang dia menganggap itu merupakan dagelan politik.
“Saya merasa lucu saja, itu foto yang digunakan untuk meneror saya diambil dari akun facebook saya. Dan bagi saya aksi teror ini tidak lantas menyurutkan saya untuk melakukan perubahan,” terangnya.
(SH)