Erik dan Dian, Dua Relawan Bencana yang Kerap Bertaruh Nyawa
Sudah ratusan kali dua orang anggota Pusdalops ini terjun ke lokasi bencana. Tak hanya kebakaran, tapi juga banjir, longsor, puting beliung, dan bencana lainnya. Semua relawan bencana di Ciamis mengenal sosok ini. Mereka bukan relawan yang hanya bermodal nekat. Beragam pelatihan dan pengetahuan tentang kebencanaan sudah ditempuh. Mereka terbilang senior. Meski malam itu, akhirnya mereka harus terkapar disambar api yang berkobar.
“Mereka senior, bahkan mentor bagi sebagian besar aktifis kebencanaan di Ciamis,” terang Reza, salah seorang anggota Pusdalops.
Sebelum bergabung di Pusdalops BPBD Ciamis, Erik Risnandar adalah aktifis kebencanaan dari organsiasi SAR Jeram Seribu. Sementara Dian Rahayu lahir dari Rahim SOG Rescue Indonesia. Sejak Tsunami yang terjadi di Pangandaran tahun 2006, kedua aktifis kebencanaan ini sudah dikenal. Dan pada 2017, mereka resmi bergabung dengan Pusdalops.
Namun tentunya, terjun ke lokasi bencana tak cukup berbekal pemahaman dan pengalaman saja. Lokasi bencana ibarat lokasi bertaruh nyawa. Mereka harus juga dibekali sarana prasarana yang memadai.
Pantas jika kemudian Pendiri sekaligus Pembina SOG Rescue, Denny M. Biskat, turut angkat bicara. Ia menyayangkan minimnya penerapan standar operasi penanganan kebencanaan.
“Bagaimana melindungi masyarakat, perlindungan terhadap relawan yang membantu korban juga tidak ada,” tegasnya, sebagaimana dilansir pojoksatu.id.
Pusdalops, Besar Nyali Minim Pelindung Diri (Halaman Selanjutnya…)