wartapriangan.com, BERITA TASIKMALAYA Musim kemarau berkepanjangan yang terjadi beberapa bulan terakhir. Produktifitas budidaya ikan air tawar di Kabupaten Tasikmalaya menurun.
Petani ikan nila di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat kalang-kabut akibat pasokan air yang masuk kelahan peternakan ikan, debitnya berkurang hingga lima puluh persen, bila dibandingkan dengan kondisi normal. Sehingga, mengakibatkan ikan terlambat dalam masa pembesaran. Karena jumlah pakan dikurangi untuk menyeimbangkan kondisi air. Jika tidak sesuai dikhawatirkan dapat mengakibatkan kematian terhadap ikan.
Petani ikan nila merah di Kabupaten Tasikmalaya, Nursolihin (40), mengatakan,“Akibatnya kini masa panen yang biasanya dipanen selama tiga bulan, kini harus menambah waktu masa panen menjadi empat bulan lamanya. Karena menyesuaikan kondisi ikan dengan kebutuhan oksigen agar tidak berlebihan yang mengakibatkan kerugian karena mati,” ujarnya.
“Biasanya satu kolam bisa dipanen yang dapat mengahasilkan ikan nila merah antara satu hingga satu setengah ton, dengan waktu pemeliharaan hingga tiga bulan. Sementara sekarang hanya bisa memanen satu ton saja itupun waktunya mundur,” ujar Nursolihin, saat ditemui reporter wartapriangan.com di kolam ikan miliknya, Selasa (21/08/2018).
“Kini, untuk menghindari kerugian akibat kematian karena kekurangan air. Pembudidaya ikan nila merah lebih memfokuskan untuk melakukan pembibitan dari muali pemijahan dan pembesaran hingga menjadi belo. Sementara, untuk ikan nila merah siap jual sebagian besar mendatangkandari daerah lain,” pungkasnya. (Andri/WP)