wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Bawaslu Kabupaten Pangandaran menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pengawas pemilu bagi kaum perempuan yang bertempat di Surya Pesona Beach Hotel, Selasa, 18 Pebruari 2019.
Dalam kegiatan ini dihadiri Kordiv Pengawasan Bawaslu Provinsi Jawa Barat dan seluruh Komisioner Bawaslu Kabupaten Pangandaran.
Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Barat Zaki Hilmi dalam sambutannya menegaskan, perempuan merupakan ibu kandung peradaban, sehingga peran perempuan sangat berpengaruh terhadap perjalanan demokrasi yang berkualitas.
“Perempuan harus hadir mengawal dan memastikan agar pemilu terselenggara dengan sukses serta berkualitas, sukses prosesnya dan berkualitas hasilnya,” kata Zaki.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Pangandaran Iwan Yudiawan menyampaikan bahwa kaum perempuan lebih kritis terhadap kejanggalan atau pelanggaran.
“Kita berharap kaum perempuan untuk berperan aktif dalam pengawasan pemilu 2019,” ujarnya.
Menurut dia, partisipasi kalangan perempuan, termasuk komunitas ibu rumah tangga dalam media sosial sangatlah penting, apalagi perempuan lebih jujur dalam mengkritisi pelanggaran.
Ia menjelaskan Pemilu 2019 akan menjadi pemilu serentak yang bersejarah karena akan ada lima pemilu, yakni pemilihan presiden dan pemilu legislatif yang terdiri dari DPD, DPR, DPRD provinsi, serta kabupaten/kota.
“Proses penyelenggaraan pemilu juga rawan pelanggaran, sedangkan jumlah personel Bawaslu sangat terbatas untuk mengawasi penyelenggaraan seluruh tahapan pemilu,” ungkapnya
Terdapat beberapa materi yang disampaikan dalam sosialisasi tersebut, tentang pengawasan dan pencegahan yang disampaikan oleh Gaga Abdillah Sihab sebagai koordinator divisi pencegahan dan hubal Bawaslu Pangandaran.
Gaga menjelaskan, tentang pentingnya kaum perempuan untuk melaporkan ketika terdapat kejanggalan dalam proses pemilu kepada panwascam dan bawaslu dengan berpedoman pada mekanisme yang ada.
Kemudian materi kedua disampaikan oleh Uri Juhaeri sebagai divisi HPP Bawaslu Pangandaran, tentang mekanisme pelaporan temuan pelanggaran pemilu.
Bawaslu mengaharapkan dari kegiatan ini lahir partisipasi aktif dari masyarakat khususnya kaum perempuan terhadap proses pemilu, dan kaum perempuan dapat menjadi pioner dalam hal pengawasan pemilu.
Dengan adanya kegiatan ini para peserta yang terdiri yang terdiri dari kaum perempuan membuat deklarasi peremuan anti hoax dan money politic yang menjadi semangat awal dari implementasi kegiatan ini. “Saatnya perempuan menjaga Kualitas demokrasi”. (Iwan Mulyadi/WP)