Ini Dia Skuad Maung Bandung di Masa Mendatang

65

wartapriangan.com, BERITA BOLA. Sebanyak lima pemain muda Diklat Persib Bandung mewarnai skuad Persib senior saat ini. Diantaranya Gian Zola, Febri Hariyadi, Ary Ahmad, Alfath Fathier dan Sugianto. Mereka bakal diandalkan dan diproyeksikan sebagai pemain masa depan Maung Bandung. Febri dan Zola adalah dua nama yang sudah mengikuti laga resmi Persib di Piala Jenderal Sudirman (PJS) kemarin.

Selain diasuh di Diklat Persib, diketahui bahwa kelima pemain itu juga diandalkan oleh tim Pelatda PON Jawa Barat untuk mewakili tim tersebut terjun di PON Jabar 2016. Lantas tarik-menarik pemain, namun terkoordinir pun terjadi. Seperti ketidakhadiran para pemain muda itu dalam sesi latihan Persib mulai pekan ini, Senin (21/12), karena, mereka mesti melaksanakan laga uji coba melawan PSB Bogor dan Persikabo di kota hujan, Bogor.

Jauh sebelum generasi Febri dkk. sebelumnya ternyata ada nama Munadi. Pada liga musim 2009-2010 pemain yang kala itu berusia 20 tahun, sudah menjadi bagian dari tim Persib Senior. Saat Persib U-21 menjalani Indonesia Super League (ISL) U-21, tercatat ia juga menjadi bagian tim Maung Ngora. Kesepahaman tim junior dan senior membuat Munadi saling ditarik untuk memenuhi kebutuhan.

Ada pula nama Dedi Kusnandar (pemain Persib yang dulu sempat memperkuat Pelita Jaya Karawang). Sama halnya seperti Munadi, ketika Dedi di Pelita ia bermain untuk tim senior dan junior. Ia saling bergantian mengisi line-up. Bahkan dalam sebuah partai ISL U-21 yang mempertemukan Persib U-21 vs Pelita Jaya U-21, Munadi dan Dedi pernah saling berhadapan dan menjadi kapten masing-masing klub.

Cerita tersebut tentu berkesan bagi kedua pemain yang kini sudah memiliki jalan masing-masing. Namun ada sebuah benang merah yang diturunkan kepada adik-adiknya saat ini, dimana Zola, Febri, Ary, Fathier dan Sugiyanto memperkuat Persib sekaligus menjadi bagian tim lain yaitu tim Pelatda PON Jabar dan Persib U-21.

Lalu apakah situasi itu, mengganggu akan konsentrasi fokus pemain? Jawabannya adalah ya. Dalam sebuah perbincangan Gian Zola mengutarakan akan pengalaman kondisinya tersebut. Namun, apa dikata, ia dengan kuat menjalaninya demi karir dan pengalaman yang lebih baik.

“Ya nggak fokus pasti semua pemain pernah mengalami itu, dengan kita kurangnya istirahat jadi itu bisa berpengaruh ke pertandingan dan bikin enggak fokus karena kondisi fisik menurun dengan kurang istirahatnya,” tutur Zola pada Senin (21/12).

Lalu, bagaimana resep Zola guna menanggulangi permasalah ketidak fokusannya? Sebuah manajemen dasar yang dilakukan manusia, bagaimana seseorang bisa me-maintenance waktunya dengan baik sehingga bisa konsisiten menjalani kehidupan. Pola latihan, bertanding, istirahat dan asupan gizi adalah beberapa faktor yang harus seimbang.

“Salah satunya dengan kita istirahat yang baik pasti kondisi kita baik dan pasti fokus dan konsentrasi bisa jauh lebih baik,” kata pemain berusia 17 tahun itu.

Seperti dilansir dari simamaung.com, Zola mengaku sangat senang, namun bukan berarti ia puas dengan capaiannya. Banyak kompetitor dan pemain muda lain seumuran yang ingin bersaing dengannya. Besar kepala dan rasa cepat puas tentu akan menghancurkan karirnya. Seperti pesan Firman Utina (eks. Wakil Kapten Persib Bandung) setiap pemain muda harus selalu merasa banyak kekurangan untuk dikoreksinya.

“Yang membuat pemain bola itu akan jatuh adalah dia merasa besar kepala dia merasa puas diri, kalau pengen maju, pengen ini karir berlanjut terus harus merasa ada banyak kekurangan di dalam diri, jangan merasa cepat puas, harus banyak intropeksi,” pesan Firman.

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.