Innalillahi… Legenda Persib Bandung Ini Tutup Usia

34
Almarhum Risnandar Soendoro
Almarhum Risnandar Soendoro

wartapriangan.com, BERITA BOLA. Sosok mantan pemain Persib dan tim nasional Indonesia era 70 Risnandar Soendoro menghembuskan nafas terakhirnya dikediaman Jalan Ligar Sari Raya No 3 Awiligar, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis (3/3), pukul 17.52 WIB.

Mantan pelatih Persib tahun 95/96 dan 2006 ini meninggal karena dugaan sakit maag kronis yang dideritanya. Sebelum meninggal Risnandar sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Bandung. “Sebelumnya bapak dirawat selama lima hari, sempat dipasangi selang karena sulit makan,” ucap anak sulungnya, Ris Imantoro, Kamis (3/3).

Rencananya almarhum Risnandar akan di-shalatkan di masjid Al Falaq Kecamatan Cimenyan dan akan dimakamkan Jumat (4/3) selepas shalat jumat. “Mohon maaf bila bapak banyak salah, kami keluarga sudah ikhlas,” ujarnya.

Adik kandung almarhum Risnandar Soendoro, Giantoro Soendoro menilai sosok kakaknya itu orang yang pendiam. Bukan hanya di dalam lapangan tetapi di luar lapangan pun pendiam.

“Dari seluruh keluarga, dia (Risnandar Soendoro) orangnya pendiam. Dia banyak diem,” ucapnya saat ditemui dikediaman almarhum, di Jalan Ligar Sari Raya no 3 Awiligar, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Kamis (3/3) malam.

Menurutnya, almarhum meninggalkan 4 orang anak dan empat orang cucu. “Meninggal karena sakit maag kronis, cukup lama dan dia ga pernah ngomong sakit apa,” ucapnya.

Risnandar merupakan salah seorang pemain belakang terbaik yang pernah dimiliki oleh Persib Bandung, berkat kemampuannya Risnandar dijuluki Franz Beckenbauer dari Indonesia.

Berbagai prestasi pernah ditorehkan oleh Risnandar. Dia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik nasional pada 1973. Selain itu Risnandar pernah menjadi pelatih Persib pada Liga Indonesia II / 1995-1996 dan LI XII/2006.

Mendengar kabar meninggalnya legenda Persib tersebut, Kapten Tim Persib Bandung, Atep seakan tidak percaya dengan meninggalny legenda Persib ini. Atep mengenal sosok almarhum sebagai pribadi yang baik dan ramah kepada siapa saja.

“Saya mengenal beliau saat masih di SSB UNI, beliau orang yang sangat baik. Kita tim Persib kehilangan sosok legenda. Kita turut bela sungkawa,” ucap Atep melalui pesan singkat, Kamis (3/3).

Atep mengatakan beberapa waktu terakhir memang sudah jarang melihat sosok almarhum di mess Persib. “Perasan beliau selalu sehat, memang belakangan tidak pernah nongol lagi di mess, biasanya ada. Saya kaget dapat kabar Pak Risnandar meninggal,” katanya.

Tidak lupa pemilik nomor punggung 7 ini mendoakan almarhum. Dan untuk keluarga yang ditinggal semoga diberikan ketabahan. “Mudah-mudahan almarhum diterima iman islamnya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” katanya.

Sementara itu, pentolan Viking Persib Club. Yana Umar mengaku kehilangan sosok yang ramah baik di luar maupun di dalam lapangan. “Mewakili bobotoh saya turut bela sungkawa sedalam-dalamnya. Kita kehilangan sosok legenda Persib,” katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Mantan bek terbaik ini, pernah dijuluki Franz Beckenbauer dari Indonesia. Semasa mengabdi untuk Persib Risnandar menorehkn prestasi yang tidak akan dilupakan. “Beliau sosok yang baik dan mau berteman dengan siapa saja,” tuturnya. Ini prestasi almarhum Risnandar dalam karir sepakbolanya. Risnandar kelahiran Bandung, 1948 memulai karier sepak bolanya bersama klub UNI pada 1966. Setahun kemudian, Risnandar menjadi anggota Persib Junior. Nah, dalam usia 20 tahun, tepatnya pada 1968, Risnandar sudah berkostum Persib senior.

Karier Risnandar semakin melesat, hingga 1970 dia terpilih menjadi anggota skuad tim nasional. Bahkan, PSSI menobatkan Risnandar sebagai pemain terbaik nasional pada 1973.

Setelah lama bergabung dengan Persib dan tim nasional, Risnandar akhirnya menyatakan gantung sepatu pada 1978, ketika usianya masih 30 tahun. Selepas itu, Risnandar melanjutkan kariernya sebagai pelatih Persib. Salah satu prestasi terbaiknya, yakni mempromosikan Persib kembali ke Divisi Utama Kompetisi Perserikatan 1983 setelah terdegradasi pada 1978.

Sumber: pojoksatu jabar

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.