Ternyata Ini yang Jadi Sebab Blunder Wasit di Piala Bhayangkara Khususnya
wartapriangan.com, BERITA BOLA. Turnamen Piala Bhayangkara sudah memasuki fase semifinal. Empat tim terbaik, Persib Bandung, Bali United, Arema Cronus dan Sriwijaya FC tengah bersaing melenggang ke fase puncak demi sebuah trofi juara.
Tapi, berkaca pada rekaman laga di fase penyisihan, beberapa tim peserta menyisakan kekecewaan terhadap kepemimpinan wasit.
Seperti yang lantang diutarakan Manajer Persib Bandung, H Umuh Muchtar. Ia menegaskan, kualitas wasit yang memimpin pertandingan dipertanyakan kredibilitasnya. Bahkan pria berkumis itu menyebut “wasit butut”.
Penilaian tersebut, merujuk pada tiga kartu kuning yang dialamatkan kepada para pemain cadangan yakni M Agung Pribadi, Hermawan dan Yandi Sofyan, seperti dilansir dari galamedianews.
Kartu kuning yang sangat tak beralasan diberikan kepada Agung, yang ketika itu sedang melakukan pemanasan.
Sedangkan Hermawan dan Yandi memang memburu Juan Carlos Belencoso saat merayakan gol. Tak hanya Umuh, pelatih Indra sjafri juga mengutarakan kekecewaan kepada wasit saat memimpin laga kontra PS Polri.
Melihat banyaknya protes tim kepada wasit, memang beralasan. Karena kualitas wasit saat ini, persaingan untuk memimpin pertandingan di level teratas melalui proses instan.
Artinya, karir wasit tidak melalui proses secara berjenjang mulai dari kelompok usia, divisi 3, divisi 2, divisi 1, utama hingga Liga Super Indonesia.
“Zaman saya dulu, untuk jadi pemimpin pertandingan itu dimulai dari kelompok usia. Tapi sekarang, bisa langsung mimpin pertandingan di level atas. Ibaratnya, banyak wasit yang ketiban durian runtuh dengan sepak bola sekarang ini,” kata mantan wasit nasional Fiator Ambarita kepada galamedianews.com, Senin (28/3/2016).
Tidak perlu dikartu
Dia menyebutkan, kondisi perwasitan seperti ini disebabkan adanya dualisme kepemimpinan di tubuh sepak bola nasional.
Untuk meningkatkan kualitas wasit, saat ini baru terbentuk Asosiasi Wasit dan perangkat Pertandingan (Awapi). Wadah bagi para wasit itu, baru terbentuk beberapa bulan lalu oleh Kemenpora.
“Untuk kedepannya Awapi akan ada di setiap daerah. Ini menjadi wadah bagi para wasit, untuk meningkatkan kualitasnya. Karena keberadaan wasit saat ini, juga masih terkotak pada dualisme yang belum berakhir,” tegas Fiator.
Ditanya pendapatnya soal kartu kuning yang diterima para pemain Persib saat merayakan gol, Fiator mengaku, tidak bisa menjudge A atau B. Apalagi dia tak melihat dari dekat, saat pemain tersebut diganjar kartu.
“Dalam aturan pemberian kartu kepada pemain saat merayakan gol, yakni apabila membuka baju dan naik pagar penonton dan hal-hal yang membahayakan lainnya. Kalau hanya selebrasi biasa tak perlu ada kartu,” tandas anggota Awapi ini.